Oleh: Dra. Hj. Azizah
JIKA ujian dimaknai
sebagai media untuk mengetahui kelayakan seseorang naik tingkat, maka pilpres
bagi bangsa Indonesia tahun ini merupakan Ujian Nasional (UN) yang sebenarnya.
Apakah setelah ini kita berhak naik kelas atau tetap tinggal di kelas yang
lama, atau bahkan mungkin turun ke kelas yang lebih renndah.
Masa belajar untuk
ujian lima tahunan ini sudah kita lakukan berulangkali sejak negara tercinta
ini terbentuk pada Tahun 1945 lalu. Setiap pilpres berlangsung kita selalu
berharap setelah itu akan terpilih seorang presiden yang bisa membawa ruang
kelas bangsa Indonesia ini bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain di seluruh
dunia.
Terlepas dengan apa
yang sudah kita peroleh dari hasil ujian-ujian yang telah lalu, hendaknya kita
sebagai warga yang suda memiliki hak pilih selaku peserta UN tahun ini, perlu
melakukan renungan sejenak, apakah benar-benar kita kepingin Indonesia ini naik
kelas?
Kalau ya, dalam waktu
yang tersisa ini kita masih punya kesempatan untuk meningkatkan belajar dengan
memaksimalkan penggunnaan akal yang sehat, sehingga dengan kecerdasan yang kita
miliki kita akan bisa memberi jawaban yang tepat saat hari ujian tiba. Tidak
perlu mencontek kepada kawan jawaban apa
yang mereka pilih.
Bertengkar sebelum hari
ujian tiba sebaiknya kita jauhi, karena akan mengurangi waktu untuk berduskusi
secara sehat yang dapat memberi pencerahan pada pikiran. Lebih baik
diskusi-diskusi kita adakan untuk membuka wawasan masing-masing, agar kita
mengetahui secara benar siapakah figur pimpinan ke depan yang paling cocok
untuk memipimpin negara ini.
Barangkali, semua kita
sepakat, rekam jejak masing-masing calon pemimpin itu perlu kita pelajari
secara detail dan objektif supaya kita tidak salah ketika pilihan akan kita
jatuhkan. Karakter tokoh-tokoh dunia yang sudah berhasil memmbawa peruabahan
besar kita cari ciri-cirinya, kemudian kita urutkan satu persatu apa yang
mereka milik sehingga membuat mereka bisa menjadi pemimpin yang gemilang.
Selanjutnya ciri-ciri tersebut kita lekatkan kepada calon-calon pemimpin kita
mana yang lebih mendekati itulah yang nantinya akan kita pilih.
Jika kita tepat dalam
belajar, sesuai pilihan yang kita tentukan, Indonesia ke depan pasti akan
berubah ke arah yang lebih maju. Tapi jika kali ini kita masih tetap salah
memilih, kita pun harus rela tetap tinggal kelas atau terpuruk lagi ke kelas
yang lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar