Langsa, Tabloid Prestasi
Ketua Majlis Adat Aceh (MAA) Kota Langsa, Drs. H. Ibrahim Daud, mengingatkan para pemuda supaya memperkuat mental spritualnya guna melawan berbagai tantangan yang semakin hari semakin komplek.
Perkembangan kehidupan berbangsa
sekarang ini, kata dia, semakin
dihadapkan pada situasi yang mengkhawatirkan seperti peredaran narkoba, sek
bebas, korupsi, hedonisme dan lainnya. Semua itu ditujukan untuk merusak generasi muda, maka
tidak ada pilihan lain kecuali pemuda mesti memperkuat dirinya dengan
nilai-nilai moral agama.
Peringatan tersebut
disampaikannya dalam pengajian rutin
pemuda yang diprakarsai DPD II KNPI Kota Langsa di Simpang Remi Gampong
Daulat, Langsa Kota, Jumat (16/5) malam. Hadir dalam pengajian malam itu puluhan
pemuda dari unsur pengurus KNPI, OKP dan mahasiswa di kota Langsa.
Menurut Ibrahim Daud yang akrab
dipanggila Abu Ibda, dalam menghadapi hidup di dunia ini ada tiga sistem yang
dianut manusia. Pertama, Sistem zhalim yaitu kehidupan yang selalu menutut
lebih dari yang dibutuhkan atau melampau haknya.
Dalam sistem hidup tersebut setiap
orang akan berlomba mengambil hak orang lain seperti korupsi, mencuri,
merampok, mencopet, menipu, mencurangi, mengurangi takaran untuk orang lain dan
lainnya. Abu Ibda mengingatkan sistem ini sangat merusak tatannan kehidupan,
maka itu pemuda harus menghindarinya bahkan harus melakukan perlawanan secara
terorganisir.
Sistem yang kedua, jelas Abu
Ibda, adalah sistem adil yaitu manusia saling melakukan kewajibannya dan akan
menerima serta mengambil sesuai haknya masing-masing. Tidak ada yang dirugikan
dan kehidupan akan berjalan secara profesional serta harmonis. Inilah sistem
yang patut dipertahannkan dan dijalankan, demikian pesannya.
Sementara sistem yang ketiga,
tambahnya, merupakan sistem fastabiqul khairat yaitu sistem kehidupan para nabi
dan sahabatnya dimana setiap orang berlomba untuk berbuat baik bagi orang lain
tanpa pamrih selain mengharapkan ridha Allah. Sistem ini sangat mulia bila
mampu dijalankan dan akan mempercepat kemakmuran karena semua orang berfikir untuk
kebaikan orang lain dan langsung membantu tanpa khawatir hartanya akan
berkurang, demikian Abu Ibda.