Bireuen Aceh, Tabloid Prestasi
Warga Dusun Cot Hagu, Desa Pante Baro, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, dikejutkan dengan temuan satu granat nenas yang diduga peninggalan masa konflik, Rabu (21/5)
Awalnya, granat yang kondisinya mulai berkarat itu ditemukan Jamaluddin (48), warga setempat, saat sedang membakar sampah di kebun miliknya, Selasa (20/5). Lalu benda itu diambil dan diletakkan ke tepi jalan kebunnya.
“Saat itu saya tidak tahu kalau itu granat. Saya pikir itu onderdil mobil sehingga saya letakan ke tepi jalan,” ucapnya.
Selanjutnya, granat tersebut kembali diambil orang lain dan terakhir ditemukan M. Taleb (43) warga Pante Baro, di reremputan dan berdekatan dengan pagar Gardu Induk PLN Pante Baro. Menurut M. Taleb, granat itu ditemukannya sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah itu, dia melapor kembali ke Kepala Gardu Induk (GI) Bireuen dan diteruskan ke Polsek Juli.
“Awalnya, saya sempat memegang granat itu dan saya taruh kembali di semak-semak lahan kosong milik warga, karena saya tidak tahu itu granat,” terangnya.
Sekitar pukul 10.00 WIB, anggota Polsek Juli dan TNI Yonif 113/Jaya Sakti langsung turun ke lokasi temuan itu. Selanjutnya tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen B Jeulikat Lhokseumawe tiba dilokasi dan langsung mengevakuasi granat tersebut.
Kanit Jibom Detasemen B Jeulikat Lhokseumawe, Aiptu Asep Mulyadi mengatakan, granat nenas itu merupakan peninggalan masa konflik dulu di Aceh. “Meski sudah berkarat, tetapi kondisinya diduga masih aktif. Namun pen-nya sudah hilang dan bila diketuk sedikit saja, granat itu tetap meledak,” ungkapnya.
Menurut Asep Mulyadi, bila granat nenas itu meledak, maka radiusnya bisa mencapai 20 hingga 35 meter dan membahayakan bagi masyarakat, bila tidak diamankan. (Herman)
Warga Dusun Cot Hagu, Desa Pante Baro, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, dikejutkan dengan temuan satu granat nenas yang diduga peninggalan masa konflik, Rabu (21/5)
Awalnya, granat yang kondisinya mulai berkarat itu ditemukan Jamaluddin (48), warga setempat, saat sedang membakar sampah di kebun miliknya, Selasa (20/5). Lalu benda itu diambil dan diletakkan ke tepi jalan kebunnya.
“Saat itu saya tidak tahu kalau itu granat. Saya pikir itu onderdil mobil sehingga saya letakan ke tepi jalan,” ucapnya.
Selanjutnya, granat tersebut kembali diambil orang lain dan terakhir ditemukan M. Taleb (43) warga Pante Baro, di reremputan dan berdekatan dengan pagar Gardu Induk PLN Pante Baro. Menurut M. Taleb, granat itu ditemukannya sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah itu, dia melapor kembali ke Kepala Gardu Induk (GI) Bireuen dan diteruskan ke Polsek Juli.
“Awalnya, saya sempat memegang granat itu dan saya taruh kembali di semak-semak lahan kosong milik warga, karena saya tidak tahu itu granat,” terangnya.
Sekitar pukul 10.00 WIB, anggota Polsek Juli dan TNI Yonif 113/Jaya Sakti langsung turun ke lokasi temuan itu. Selanjutnya tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen B Jeulikat Lhokseumawe tiba dilokasi dan langsung mengevakuasi granat tersebut.
Kanit Jibom Detasemen B Jeulikat Lhokseumawe, Aiptu Asep Mulyadi mengatakan, granat nenas itu merupakan peninggalan masa konflik dulu di Aceh. “Meski sudah berkarat, tetapi kondisinya diduga masih aktif. Namun pen-nya sudah hilang dan bila diketuk sedikit saja, granat itu tetap meledak,” ungkapnya.
Menurut Asep Mulyadi, bila granat nenas itu meledak, maka radiusnya bisa mencapai 20 hingga 35 meter dan membahayakan bagi masyarakat, bila tidak diamankan. (Herman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar